Disfungsi Ereksi bukan Impotensi

Di masa lalu, disfungsi ereksi disebut impotensi. Namun, karena terlalu umum dan mempermalukan penderitanya, istilah ini tak lagi dipakai.


Menurut seksolog Prof. DR. Wimpie Pangkahila, Sp.And, disfungsi ereksi merupakan bentuk ketidakmampuan pria untuk mencapai atau mempertahankan kekerasan atau ereksi penis yang cukup untuk mencapai kepuasan seksual.


Disfungsi ereksi terbagi dua, primer dan sekunder. Disfungsi ereksi disebut primer bila sejak semula ereksi untuk melakukan hubungan seksual tidak pernah tercapai. Berarti penderita disfungsi ereksi primer tidak pernah berhasil melakukan hubungan seksual.


Disfungsi ereksi sekunder berarti sebelumnya penderita pernah berhasil melakukan hubungan seksual, tapi kemudian gagal karena sesuatu sebab yang mengganggu ereksinya. Penderita tidak mampu mencapai ereksi penis yang cukup untuk berhubungan seksual, paling sedikit 25 persen dari kesempatan melakukannya.


Psikis dan Fisik
Disfungsi ereksi dapat disebabkan faktor psikis dan fisik. Faktor psikis meliputi semua faktor dalam semua periode kehidupan, periode anak-anak, remaja, dan dewasa. Contohnya, trauma seksual di masa kanak-kanak, pandangan negatif tentang seks, ketidakmengertian tentang seksualitas, kejemuan, tiadanya komunikasi, dan hilangnya daya tarik terhadap pasangan.


Sementara itu, disfungsi ereksi karena faktor fisik dipicu oleh penyakit yang menyerang hormon, saraf, dan pembuluh darah. Yang umum ditemui, penyakit diabetes melitus yang menyebabkan kerusakan pembuluh darah di penis. Akibatnya, aliran darah ke penis pun terhalang. Kondisi inilah yang memicu disfungsi ereksi.


Bukan hanya orang tua, data dari penelitian Massachusetts, AS, kemungkinan pria menderita disfungsi ereksi di usia 40 tahun meningkat sebesar 40 persen. Di usia 70 tahun, kemungkinan itu meningkat menjadi 70 persen. Persentase itu diyakini bertambah hingga 70 persen pada diabetesi.


Sebenarnya, disfungsi ereksi (DE) dapat disembuhkan dengan mengetahui faktor penyebabnya. Tanpa pengobatan terhadap faktor penyebabnya, pengobatan disfungsi ereksi tidaklah rasional dan tidak mengatasi masalah sebenarnya.


Sumber : sehatnews